Pulih ~ Salwa Nurul Asyifa
Jatuh cinta merupakan hal yang tak selalu mampu disebut dengan kata kata. Terkadang hanya dengan tatapan mata dan degup didada. Maka, kuserahkan saja segala kebekuan lisan ini pada tatapan indah matamu. Pada obrolan ringan yang ku coba tahan agar tak cepat berlalu. Aku telah bersusah payah mengutuk waktu menahan dengan segala gemuruh didada. Akhirnya tersimpulkan sebagai rindu.
Matamu adalah racun namun mampu menghasilkan candu. Perlahan lahan mencairkan kebekuan, tetapi tak pernah melahirkan keberanian. Aku tetap menjadi tanah yang tabah, dan diam menanti hujan. Meski kering kerontang mampu membunuh secara berkesinambungan. Demi cinta ini, kubiarkan saja gemuruh berperang didada meski kadang tak tertahankan.
Aku memilih pulih bersama degup jantung. Beruntung, tersedia ruang kecil penuh rindu didadamu. Menjadi bahagia tak terkira saat matamu menyediakan diri untuk dihadapi kegamangan hati ini. Pelan-pelan mempertahankan diri agar tak terjatuh terlalu dalam. Namun, nyatanya matamu mempunyai segalanya yang kupendam. Akhirnya, aku menyerahkan diri tuk dicintai berkali-kali.
Aku hanya butuh waktu. Tak perlu apa apa, hanya saling menatap mata, lalu rasakan apa yang ada didada. Getaran yang tumbuh adalah perasaan yang jatuh. Sesuatu yang orang sebut dengan cinta. Sesuatu yang menjadi awal untuk menyatukan kita.
_____
Assalamualaikum.
Salwa Nurul Asyifa lahir pada tahun 2007. Sekarang tengah menempuh pendidikan di MAN 2 Probolinggo. Menulis merupakan hobi baru baginya. “Beranilah untuk bermimpi dan beranikan dirimu untuk mewujudkan semua impianmu, karena impian tidak akan tercapai tanpa keberanian.”
Wassalamu’alaikum.
_____
Editor : Syafhira Khoirotun Zahra