Membekas, Tak Kunjung Tuntas ~ Aisyah
Membiasakan diri untuk tidak menghubunginya membuat luka yang cukup membekas dalam diri Ais. Wanita itu mencoba berbagai hal untuk melupakan sosok Rafi dalam pikiran dan hatinya, memanglah tidak ada harapan untuk memperbaiki hubungan ini. Sepertinya semua yang dilakukan ‘kita’ selama 10 bulan lebih berbuah sia-sia.
Kini, Ais duduk di bebatuan besar pinggir Pantai. Menikmati deburan ombak serta indahnya laut biru yang berpadu dengan luasnya langit.
“Ternyata sama-sama sakit ya? Menjalani kisah dan melepaskan kisah ini, aku tau Fi bagaimanapun cara kita untuk bertahan hidup, pasti ujung yang kita dapat itu perpisahan” lirih Ais. Tatapannya sendu namun pikirannya berkelana mengingat memori indah yang telah dilalui bersama Rafi.
Ais membuka handphone nya, dimana wallpaper handphone tersebut ialah foto bayangan antara dirinya dan Rafi. Membuka chat dari lelaki tersebut yang terlihat manis dahulunya, ditemani dengan lagu scott street membuat air mata dari gadis itu menetes.
Namun, ternyata dari kejauhan sana ada yang melihat perilaku Ais. Namanya Kenan, teman semasa SMP-nya yang sempat menaruh rasa pada Ais. Lelaki itu datang menghampiri Ais, dan duduk disebelahnya.
“Kenapa nangis?” Mendengar suara itu, Ais reflek menoleh. Wanita itu kaget melihat kedatangan Kenan yang tiba-tiba duduk disampingnya.
“Eh Kenan, sejak kapan disini?” Tanyanya sembari menghapus air mata.
“Dari tadi aku liatin kamu dari sana, kayanya kamu lagi butuh sandaran? Pundakku siap kok jadi tempat bersandar kamu,” Kenan tersenyum hangat menatap gadis disebelahnya.
Ais hanya membalas senyuman itu, tatapan dari wanita tersebut seolah-olah menyuruh Kenan untuk tidak berperilaku lebih kepadanya, karena Ais masih teringat masalahnya dahulu yang tak bisa membalas perasaan Kenan.
“Lupain perasaanku yang dulu Ais, kita mulai semua dari awal ya?” Ucapnya
“Gabisa Ken, aku gamau nyakitin orang.”
“Its oke, aku ga butuh kamu untuk membalas semua perasaanku, aku cuma pengen kamu kaya dulu, aku ngerasa kamu beda sejak kamu kenal Rafi.” Mendengar pernyataan itu, membuat Ais sedikit emosi namun ia sadar harus meredam itu semua.
“Tinggalin aku sendiri Ken, aku butuh waktu.” Mendengar itu, mau tidak mau Kenan meninggalkan gadis itu.
—
Hai, aku Aisyah, panggil aja Ais! siswa Man 2 Probolinggo, fyi aku anak ips loh hehe. Suka apapun yang berbau senja dan pantai, apalagi kalo nikmatinnya sm dia. Sekian dan trims, kalian bisa temui aku di
@aisyazraaa_
—
Editor salwa