Mengurus Jenazahdi MAN 2 Probolinggo; Praktik dan Pemahaman ~ Panca Putri Aisyah Nurul Jannah
Senin pagi, tepatnya 17 Oktober 2022 para siswa-siswi MAN 2 Probolinggo dibekali pembelajaran tentang pemulasaran jenazah. Dilaksanakan di Masjid Baitul Nur MAN 2 Probolinggo, para siswa-siswi dibimbing secara langsung oleh beberapa guru untuk melakukan praktik pengurusan jenazah.
Pertama, pembimbing menjelaskan bahwa mengurus jenazah dimulai dengan memandikan, mengafani, mensalati, dan menguburkan. Dijelaskan pula bahwa hukum mengurus jenazah adalah fardhu kifayah.
Ketika memandikan, jenazah harus diurus oleh mahram atau orang yang dipercaya/orang yang amanah. Adapun hal-hal yang perlu disiapkan ketika akan memandikan jenazah adalah:
- Sarung/kain sebagai penutup jenazah yang akan dimandikan;
- Alat-alat untuk memandikan seperti timba, baskom, maupun selang air; dan
- Air yang sudah diberi wangi-wangian seperti bunga atau kapur Barus.
Sementara tata cara memandikan jenazah sebagai berikut:
- Sebelum dimandikan menggunakan sabun, punggung jenazah agak diangkat. Pastikan aurat jenazah tidak terbuka.
- Gosok secara perlahan dan tekan di bagian perut untuk mengeluarkan sisa-sisa kotoran di dalam saluran pencernaan
- Bersihkan seluruh bagian tubuh jenazah hingga ke sela-sela
- Bagian mulut bersihkan menggunakan siwak
- Jika jenazah masih mengeluarkan kotoran, sumbat menggunakan kapas.
- Sebelum memandikan, jenazah terlebih dahulu duwudhukan menggunakan selang atau langsung menggunakan tangan. Adapun niat wudhu adalah “Nawaitul wudhua lirof’il hadatsil asghori li hadzal mayyiti fardhol lillahi ta’alla”. Yang perlu diperhatikan, jangan sampai memasukkan air ke dalam hidung jenazah.
- Mandikan jenazah dengan menyiramkan air dari kepala hingga ujung kaki, dan pastikan seluruh anggota badan telah terkena air sampai ke sela-sela.
- Ketika memandikan jenazah, iringi dengan ucapan tahlil.
Selesai dengan proses memandikan, jenazah lalu dikafani. Untuk jenazah laki-laki, menggunakan tiga lapis kain yang digunakan sebagai baju, pakaian dalam, dan sarung. Sementara jenazah perempuan menggunakan lima lapis kain yang digunakan sebagai baju, jilbab, sarung, dan pakaian dalam. Saat dikafani, jenazah dipangku, serta kafannya nanti akan diikat pada bagian atas kepala, leher, perut/pinggang, dan kaki.
Tahap berikutnya, jenazah lalu disalati dengan niat “Usholli ‘ala hadzal mayyiti/mayyitati fardhol kifayati makmuman lillahi ta’ala”. Adapun posisi imam, ketika jenazahnya laki-laki berdiri lurus dengan kepala, atau berdiri lurus dengan perut jika jenazahnya perempuan. Dalam salat jenazah terdapat empat kali takbir, dan didalamnya membaca al-Fatihah, salawat, dan doa untuk si mayat.
Terakhir, jenazah diantarkan ke liang lahad untuk dikuburkan. Ketika akan diturunkan, jenazah akan diangkat oleh lima orang pengusung dan diterima oleh tiga orang yang telah berada di dalam liang. Salah satu dari mereka juga akan mengumandangkan adzan serta iqamah, dan setelah itu liang lahad perlahan akan ditutup dan ditimbun menggunakan tanah.
–
Bionarasi
Panca Putri Aisyah Nurul Jannah. Lahir 08 Agustus 2007 dan bercita-cita menjadi Kowad. Memiliki hobi berpetualangan, membaca, dan menggambar. Ia merupakan alumni MI Izzatul Muta’allimin, MTSN 2 Probolinggo, dan kini tercatat sebagai siswi di MAN 2 Probolinggo. Kabar tentangnya bisa diikuti lewat IG @czxq.__