Hancur ~ Yunita Saifilla
Aku selalu mampir di tepi danau ketika pulang sekolah, menghabiskan waktu disana hingga larut malam lalu pulang dengan perasaan malas. Rumahku megah dengan atap yang terlihat kokoh, tapi tidak dengan isinya.
Ketika pulang, suara ribut ayah dan bunda sudah menjadi musik sehari-hariku. Tidakkah mereka bisa berdamai sehari saja? Aku muak! Mereka menyalahkanku atas segalanya. Katanya aku yang menyebabkan mereka terpaksa tetap bersatu, dan itu pulalah yang menghadirkan luka sayatan dalam hatiku.
Aku berjalan menuju tangga dengan tubuh lelah. Tak hanya fisik, tapi mentalku juga tak sanggup menghadapi semuanya. Saat akan melangkahkan kaki melewati pintu rumah, tiba-tiba sebuah vas bunga mendarat di tubuhku. Hantamannya yang keras, cukup membuatku terlonjak kaget. Tak sampai di situ, hatiku semakin hancur ketika tahu siapa pelaku yang menghantamkan benda tadi kepadaku.
“Dasar anak tak berguna, gara-gara kamu ini semua harus terjadi!” murka bunda yang terlihat begitu emosi, ia seolah belum puas melampiaskan amrahnya dengan lemparan vas bunga tadi.
“Stop Miranda! Dia nggak salah, kamu tuh yang salah,” tukas ayah berusaha membelaku.
“Bunda jahat, aku juga nggak perna mau dilahirin kalau tahu semuanya cuma seperti ini. Bunuh aja aku Bun, bunuh!” ucapku dengan nada tak kalah keras karena tak lagi bisa mengontrol emosi.
“Dasar anak nggak tahu diri! Kalau bukan karena kamu, aku udah lama pisah sama ayah kamu yang juga tak berguna itu.” kembali bunda melontarkan murkanya sambil menganyunkan tamparan keras di pipiku.
Dalam hati aku berusaha membujuk diri untuk tetap kuat dan tak meneteskan air mata, namun apa daya air mataku mengalir begitu deras. Di titik ini, aku tak lagi peduli apakah orang tuaku utuh atau tidak.
Bagiku kini semuanya hancur. Rumah yang harusnya menghadirkan kehangatan, tak lebih hanya sebagai tempat berteduh sementara. Jujur, aku tetap iri melihat mereka yang memiliki orang tua yang harmonis, sementara aku tak lagi memiliki apapun, kecuali diriku sendiri.
=====
Yunita Saifilla, lahir di tanjung 26 Maret 2008 dan menetap di tanjung. Menyelesaikan pendidikan sd di SDN tanjung pajarakan, lalu melanjutkan di SMPN 1 Pajarakan dan sekarang bersekolah di MAN 2 Probolinggo. Hobi membaca dan melukis. Bercita-cita menjadi guru. Instagram @onyours_afil