Angkasa dan Langit ~ Adinda Rizqiyatul Hasanah
Angkasa…
Kupikir dulu, angkasa lebih indah dibanding senja.
Nyatanya, indah saja tak menyatakan lebih baik dari kata sempurna.
Senja itu sempurna,
walau senja meninggalkan keindahan dan pergi.
Ia selalu datang keesokan hari, dengan cerita barunya.
Walau itu hanya singkat, tapi menghangatkan.
Dan setelahku pikir kembali…
Tak cuma aku yang menyukai angkasa.
“Kenapa gak suka langit aja?”
Angkasa dan langit adalah persamaan yang signifikan.
Dua-duanya mempunyai ceritanya sendiri di skenarioku.
Mempunyai tempat masing-masing di hatiku.
Langit adalah ruang luas yang terbentang di atas bumi,
sedangkan angkasa…
Entahlah dia belum bisa didefinisikan.
Aku belum sepenuhnya memahaminya.
Apakah mengetahui adanya angkasa adalah sesuatu yang namanya kesalahan?
Dia indah…
Tapi kembali ke awal,
Dia tak sesempurna yang dikatakan banyak orang kepadaku.
Banyak misteri yang masih ia pendam sendiri.
95% dari angkasa sudah diketahui, tapi 5% masih menguak misteri yang belum terpecahkan.
Pembahasan tentang ‘dark matter dan dark energy’ masih berputar-putar.
Tidak mengetahui yang seharusnya kita tahu itu rasanya…
Sakit maybe…
Kalau mengetahuinya adalah sakit,
apakah ini semua adalah sebuah kesalahan yang disengaja?
=====
Dinda namanya, remaja berumur belasan yang bercita-cita tinggi berkuliah di universitas negeri. Duduk di bangku putih abu-abu tak membuatnya berhenti untuk terus berkarya, banyak karya yang telah ia tulis dalam coretannya, patah semangat bukanlah hal baru lagi baginya, tapi untuk menjadi yang terbaik dari yang terbaik.